Senin, 04 Juli 2011

PENDEKATAN BEHAVIORISTIK..


             Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandanagan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan yang dterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam proses belajar sistemik, yang dilandasi oleh pendekatan behavioristik (tingkah laku).
            Pendekatan behavioristik menitikberatkan kepada perubahan tingkah laku setiap anak didik pada saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar, itulah yang disebut dengan Pendekatan Behavioristik.
            Menurut Abin Syamsudin (2006:16), pendekatan behavioristik ini dapat dilakukan secara tradisional, dengan memberikan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan, sebelum menyajikan bahan baru,  dan secara inovatif para guru mampu mengembangkan instrument pengukuran prestasi belajar dengan mengadakan pre-tes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar. Dengan cara ini dapat mengetahui karakteristik perilaku siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.


A.     Pendekatan Behavioristik Dalam Praktik Pembelajaran
            Dengan pendekatan behavioristik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar para guru dapat memahamai sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang sudah diketahui atau yang sudah dipelajari oleh siswanya, dan mengetahui motivasi serta minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum pelajaran dimulai.
            Dalam proses belajar mengajar setiap guru ataupun calon guru harus menguasai batas lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan di kuasai oleh siswa, tingkatan tahap materi pengetahuan terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa dan juga kesiapan serta kematangan fungsi-fungsi fsikofisik.
            Konsep respons yang dikemukakan oleh Pavlov diterapkan dalam bentuk jawaban siswa terhadap soal-sol tes  atau hasil ujian setelah materi disajikan, seperti yang dikatakan lilis komariah (2007:16),  Untuk mengetahui seberapa jauh individu siswa dalam tarap kesiapannya (readiness), kematangan (maturation), serta tingkat penguasaan (matery) pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan materi, untuk mengetahui disposisi prilaku siswa tersebut akan dapat mempertimbangkan bahan, prosedur, metode, teknik serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai, serta dengan membandingkan nilai proses dengan hasil pasca- tes, atau setelah menjalani program kegiatan belajar mengajar.
            Jadi, suatu respons dapat diperkuat oleh penghargaan berupa nilai yang tinggi dari kemampuannya menyelesaikan soal-soal ujian.

B.     Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Behavioristik
1.      Keunggulan
            Proses belajar mengajar baru berhasil apabila guru mampu mengetahui karakteristik siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atau respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.
            Menurut Pavlov dalam Umar (1995:195) bahwa yang menjadi keunggulan dalam pendekatan behavioristik, yaitu pandangan yang menekankan peranan stimulus (rangsangan) terhadap perilaku seperti dalam classical conditioning atau respondent learning, peranan dari dampak ataupun balikan dari sesuatu perilaku, menekankan peranan pengamatan dan imitasi.
            Dalam pendekatan behavioristik mengutamakan unsur- unsur atau bagian kecil, yang bersifat mekanistis, menekanakan pada peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, serta menekanankan pada pentingnya latihan.     

2.      Kelemahan
Pada laporan hasil membaca penulis menemukan kelemahan mengenai pendekatan beharvioristik bahwa pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur, Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan, siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar