Senin, 04 Juli 2011

MELAWAN KONSUMERISME, MATERIALISME, DAN HEDONISME


         Hidup masyarakat diwarnai dengan interaksi antara produsen dan konsumen; antara pembuat dan pemakai. Ketika hubungan keduanya seimbang, kehidupan berjalan dengan aman dan harmonis. Tetapi ketika konsumen terlalu boros, kesimbangan akan terganggu.

Konsumerisme adalah mentalitas dan gaya hidup yang boros. Di sana orang menghabiskan barang dan jasa yang tersedia secara berlebih-lebihan (menghambur-hamburkan). Akibatnya, alam dan manusia terganggu; bahkan rusak dan hancur.

Materialisme berasal dari kata materia (bhs Latin) yang berarti bahan, benda, atau barang. Materialisme adalah pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu itu hanyalah benda atau barang; tidak lebih, tidak kurang. Penganut paham ini tidak mengakui adanya roh atau jiwa.

Mereka yang menganut materialisme memperlakukan segala sesuatu, termasuk manusia sebagai barang atau benda. Lebih jelek lagi, mereka memuja barang dan benda sebagai tujuan hidup. Karena itu, mereka sering mengorbankan manusia demi mencapai harta benda.

Hedonisme berasal kata hedone (bhs Yunani) yang berarti kenikmatan/ kesenangan  (pleasure, Inggris). Hedonisme adalah ajaran yang menganggap kenikmatan sebagai tujuan hidup. Kaum hedonis (penganut hedonisme) adalah orang-orang yang hidup hanya untuk mengejar kenikmatan. Mereka memuja-muja kenikmatan dan hidup hanya untuk mencari kenikmatan. Konsekuensinya, mereka menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan. Mudah mengeluh pada saat menghadapi kesulitan hidup.

          Tiga mentalitas, yakni konsumerisme, materialisme, dan hedonisme sering berjalan beriringan bagaikan tiga serangkai. Orang-orang yang menganggap bahwa hidup ini hanya untuk kenikmatan (hedonis) mencari-cari barang-barang untuk memuaskan dirinya (materialis) dan mengakibatkan perilaku konsumeristis atau pemborosan.

           Kendaraan yang mereka gunakan untuk itu bermacam-macam. Mereka bisa menggunakan jabatan, kekuasaan, dan kekayaan untuk mencapai tujuan hidupnya. Jika kekuasaan (politik) dan kekayaan (ekonomi) bekerja sama, mereka akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat besarnya. Penguasa dan rakyat suatu negara yang dihinggapi konsumerisme, materialisme, dan hedonisme menyebabkan kehancuran di pelbagai segi kehidupan. Karena itu, kita perlu melawan tiga mentalitas tersebut.

         Akibat konsumerisme, materialisme, dan hedonisme sangat jelas. Pertama, hidup sangat boros. Kebangkrutan pribadi (personal bankruptcy) yang mencengkeram pengguna credit card. Kedua, persaingan tidak sehat antar konsumen dan produsen mengakibatkan banyak orang tertekan atau mengalami stress. Ketiga, pemborosan sumber-sumber alam dan rusaknya lingkungan. Keempat, nilai-nilai kemanusiaan direndahkan karena manusia diturunkan martabatnya menjadi setaraf barang. Kelima, kekosongan batin, hati, dan jiwa manusia. Banyak manusia bunuh diri karena kehilangan makna hidup di tengah sarana dan prasarana hidup yang berlebihan. Keenam, mental yang mudah patah semangat dan putus asa karena manusia selalu dimanjakan. Ketujuh, budaya korupsi, gaya hidup instan dan penuh polesan. Orang hanya menonjolkan penampakan lahiriah.

Kita mengetahui betapa berbahaya mentalitas tersebut. Karena itu, kita perlu melawan tiga mentalitas tersebut. Di tengah situasi seperti itu, orang perlu belajar menghadapi pelbagai macam godaan dan tawaran dari konsumerisme, materialisme, dan hedonisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar